Ahmad Dhani dan politik kebencian

Ketika menyatakan pencalonannya sebagai penantang petahana Basuki T Purnama (Ahok) di Pilgub DKI Jakarta 2017, banyak yang tak terkejut dengan pilihan Ahmad Dhani Prasetyo. Artis tampil di panggung politik Indonesia memang tak asing lagi. Toh banyak artis seperti dia yang bermodal popularitas sudah bisa menjadi figur publik di perpolitikan Indonesia. Entah menjadi birokrat maupun anggota legislastif.

Namun sepede-pedenya Ahmad Dhani, rupanya tak satu pun partai yang meliriknya menjadi calon gubernur DKI. Dhani yang mengklaim akan diusung Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrat justru mencalonkan putra Cikeas, Agus Harimurti Yudhoyono.

Berkat kedekatan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto plus 'imbalan' karena ikut mendongkrak suara di Pilpres 2014, Dhani pun dicalonkan sebagai Wakil Bupati Kabupaten Bekasi, dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017. Ahmad Dhani mendampingi Sadudin sebagai calon Bupatinya.

Tapi bukan Ahmad Dhani namanya kalau tak menimbulkan kontroversi. Ciutan-ciutan Twitternya mengritik pemerintah kerap membuat publik terheran-heran dan bahkan tak sedikitnya yang mencacinya dengan beragam komentar.

Terkini, orang-orang di lingkaran Presiden Jokowi, Projo dan Laskar  Rakyat Jokowi melaporkan Dhani ke Polda Metro Jaya terkait komentarnya pada aksi demo 4 November 2016 di depan Istana Negara. Menurut mereka, Dhani dilaporkan dengan pasal 207 KUHP karena menghina Jokowi dengan caci maki kata-kata kasar.

Dhani dan Ahok

Sudah menjadi konsumsi publik jika Dhani itu tidak suka dengan Ahok. Ketika dia mencalonkan diri sebagai gubernur (dan akhirnya gagal dicalonkan), maka dimulailah ekspansi Dhani dalam menggalang dukungan. Dhani dalam komentar-komentarnya di media, menyebut Ahok sebagai pemimpin yang terlibat korupsi, berpihak kepada kalangan atas, dan berkata kasar kepada ibu-ibu.

Kenapa Dhani tidak suka Ahok? Dalam wawancaranya kepada media merdeka.com, Dhani mengaku sudah mulai benci Ahok sejak tahun 2014 lalu. Kebencian itu bermula ketika mereka makan malam bersama dengan Hashim Djojohadikusomo. Kala itu Dhani kepada Hashim supaya Ahok dijadikan tim sukses di Jakata untuk kemenangan Prabowo.

Namun, menurut Dhani, gaya bicara Ahok kala itu memperlihat ketidakmauannya atas usulan itu. "Dari situ saya berpikir ini kurang ajar banget nih, sudah dijadikan wakil gubernur dibiayai sama Pak Hashim, diminta tolong balik untuk menjadi tim sukses Prabowo dia menolak. Wah ini secara fundamental orang ini tidak tahu budi," kata Dhani seperti dilansir merdeka.com.

Dhani pun menyebut tidak ada orang kuat dibalik ciutan-ciutannya yang berani di Twitter. Dia hanya mengandalkan Tuhan Yang Maha Esa dan martabat dan kebenaran yang dipegangnya.

Menakar politik kebencian

Mungkin berangkat dari ketidaksukaan itulah Dhani kerap menggalang dukungan dengan menyudutkan Ahok. Tapi Dhani lupa, publik mempunyai penilaian tersendiri terhadap Ahok. Entahkah niat politiknya itu datang dari suatu kejujuran moral untuk membangun DKI, Dhani kadang terseret pada sikap apatis yang sudah terlanjur ditanamnya kepada Ahok,

Hanya memang, di mana-mana di muka bumi ini, menebar isu adalah salah satu modal kuat menggalang dukungan dan menarik simpati publik. Jika Dhani start dengan safari politiknya yang seperti itu, percaya atau tidak justru penolakanlah yang diterima Dhani. Sebab, membangun politik kebencian hanya menimbun kebencian pula.


Dhani, hemat saya terjebak dalam politik laten Indonesia yang sakras dan pencitraan yang kuat. Paling tidak, yang menjadi ukuran saat ini adalah kepercayaan, integritas dan kemauan untuk merubah wajah birokrasi yang cendrung nepotisme. Dibanding Ahok, Dhani belum menunjukan hal itu sebelum jauh melangkah ke panggung politik.

Dhani itu gubernur musik

Dhani itu orang hebat. Siapa yang tak mengenal Ahmad Dhani di kolong langit Indonesia ini? Dia adalah salah satu musisi sekaligus produser papan atas di Indonesia. Karya-karyanya patut diacungi jempol. Di atas panggung, seorang Ahmad Dhani adalah pribadi yang punya karisma tersendiri.

Dibalik sikapnya yang kontroversial, Dhani tetaplah seorang musikus yang hebat. Kagum ketika melihat aksinya di atas panggung. Di sanalah sosok Dhani yang sebenarnya, manusia yang hebat dalam sebuah karya seni (meski dia mengaku musik hanyalah sebuah hobi).

Saya terkadang pikir, kenapa Dhani tidak bernyanyi saja waktu aksi demo kemarin. Paling tidak lagu-lagunya memberikan semangat bagi para pendemo agar tidak lelah menunggu Jokowi yang tidak juga meladeni mereka. Kan lebih bagus ketimbang dia mengeluarkan kata-kata kasar kepada Jokowi. Demo damai, tidak ada kerusuhan dan dihibur musik pula.

Jika Dhani serius terjun ke dunia politik, dia harus mampu membangun kepercayaan publik tanpa menyebar kebenciannya kepada lawan-lawan politik lainnya ke depan. Minimal dia mampu menunjukan hal itu ketika dicalonkan jadi wakil Walikota Bekasi.

Dan, jika Ahok blunder dengan mulutnya, Dhani bomerang karena mulutnya juga. Laporan relawan Jokowi tentu saja berdampak bagi pencalonan Dhani sendiri.

Comments

  1. I'm very happy what you mentioned here
    and create my learning. Thank you very much greetings always successful
    obat pembesar penis
    obat kuat rx24
    cialis
    viagra
    obat viagra
    alat bantu sex

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Perjuangan melawan kemiskinan di perbatasan TTU

Membela Jessica Kumala Wongso

Gereja Immanuel Depok dan sejarah Kristen Batavia