Anies Baswedan, dulu lawan kini kawan

Hasil gambar untuk anies baswedan prabowo

Setelah didepak dari kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Presiden Jokowi, Anies Baswedan kini menjajal jadi Gubernur DKI di Pilkada 2017. Bersama Sandiaga Uno sebagai wakilnya, Anies siap bertarung melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Di koalisi Gerindra-PKS, Anies dipilih dari sekian nama yang muncul selama ini. Anies bahkan mengalahkan nama Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo yang disebut-sebut bakal menjadi pasangan Sandiaga Uno. Meski akhirnya dideklarasikan pada Jumat (23/9) sore, Anies dipilih dalam rapat internal di kediaman Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Jl. Kertanegara, Blok M, Jaksel, Jumat (23/9) dini hari.

Sempat ditolak Prabowo

Anies mendatangi kediaman Prabowo Kamis (22/3) malam lalu. Sejumlah elite Gerindra dan PKS yakni, Prabowo Subianto, Fadli Zon, Mohamad Taufik, Ahmad Muzani, Sohibul Iman, Hidayat Nur Wahid sudah menunggunya. Pertemuan untuk menentukan calon yang akan diusung koalisi itu juga berbarengan dengan koalisi poros tengah (PKB, Demokrat, PAN dan PPP) yang berkumpul di kediaman SBY di Cikeas, Bogor.

Meski sudah didatangi Anies, keputusan belum diumumkan. Bahkan tarik ulur pengumuman sangat dirasakan awak media. Beberapa kali Ahmad Muzani dan Fadli keluar menemui awak media, berjanji akan mengumumkan calon yang sudah dipilih.

Ketua Tim Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra, Syarif mengatakan, pertemuan berlangsung lama karena elite Gerindra dan PKS masih ingin bersatu dalam Koalisi Kekeluargaan untuk mengusung Sandiaga. Namun dari kalkulasi politik, terutama menguatnya nama Agus Harimurti Yudhoyono dari kubu Cikeas keinginan itu akhirnya tidak terwujud.

"Kita pengen Cikeas gabung dengan kita, makanya lama. Kita pengen gabung dengan kalkulasi politik sama. Tapi gak ketemu," kata Syarif beberapa hari lalu.

Anies bertemu Prabowo dan elite lainnya selama dua jam lebih. Dia keluar dari rumah Prabowo pukul 02.45 WIB, Jumat (23/9) dini hari. Wajahnya terlihat murung. Bahkan mantan Rektor Universitas Paramadina itu sempat menghindari awak media. "Tunggu saja pengumuman di KPUD besok," kata Anies ketika dikonfirmasi awak media.

Kuat dugaan Anies pulang cepat karena menolak dicalonkan sebagai wakil gubernur. Namun, menepis dugaan itu, kata Syarif, Prabowo dan elite parpol memikirkan segala kemungkinan, termasuk posisi Mardani Ali Sera yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah Cikeas sudah menetapkan Agus-Sylviana, nama-nama pun dikerucutkan. Prabowo, kata Syarif melobi PKS untuk menerima Anies sebagai cagub.

"Bukan nolak, tapi dipertimbangkan. Pertimbangan juga apakah Gerindra di posisi satu (cagub) dan PKS dua (cawagub). Pak Prabowo juga bersedia ngajak Anies," kata Syarif.



Bukan musuh dalam selimut

Sedikit mengejutkan pilihan Prabowo kepada lulusan Manajemen Bisnis UGM ini. Anies adalah 'musuh' lama di Pilpres 2014.

Saat menjadi tim sukses Jokowi-JK, Anies kerap melontarkan kritik pedas kepada pasangan Prabowo-Hatta. Bahkan, Anies mengkritik tajam visi-misi Prabowo-Hatta di beberapa kesempatan. Anies menuding program Prabowo-Hatta banyak yang hampir sama dengan visi misi Jokowi-JK.

Hasil gambar untuk anies baswedan prabowo


Ketika muncul nama Sandiaga dan Anies beberapa waktu lalu, rencana duet keduanya bahkan ditentang oleh internal Gerindra. Ketua Bidang Komunikasi DPP Partai Gerindra, Ondy A Saputra memastikan partainya tidak akan menggandeng Anies Baswedan untuk disandingkan dengan Sandiaga.

"Partai Gerindra pasti tidak mau kalau Sandiaga Uno dipasangkan dengan Anies Baswedan," kata Ondy di Jakarta, Kamis (22/9).

Beberapa faktor, kata Ondy menjadi alasannya Gerindra tidak mau Anies menjadi pendamping Sandiaga. Salah satunya, Gerindra masih kesal karena Anies pernah menyindir Ketum Prabowo Subianto yang tidak akan menang di Pilpres 2014 lalu.

Selain itu, sikap Anies Baswedan yang tak bisa diterima yakni saat mengkritik gaya kampanye Prabowo Subianto tidak menghasilkan perbaikan demokrasi meskipun telah bertahun-tahun berkampanye.

"Masyarakat tahulah bagaimana Anies Baswedan menghujat Prabowo Subianto. Sekarang minta untuk disandingkan dengan Sandiaga Uno. Ya pasti tidak lah," tegasnya.

Namun semua hal itu berubah. Di kediaman pribadinya, Prabowo secara tegas mendeklarasikan pasangan cagub dan cawagub yang sudah dipilih dalam rapat dari koalisinya. Menurut dia, Anies-Sandiaga membawa perubahan mendasar bagi Jakarta.

"Putra terbaik bangsa ini kami nilai mampu membawa DKI Jakarta ke arah yang lebih baik, lebih adil, dan sejahtera," kata mantan Pangkostrad itu.

Bagi Syarif, keputusan memilih Anies adalah bukti tak ada dendam pribadi dari Prabowo. Keputusan itu juga mau memperlihatkan karakter pemimpin dalam diri Prabowo.

"Pak Prabowo ikhlas, masa lalu jadi masa lalu. Kali ini publik yakin siapa sebenarnya Pak Prabowo.

Syarif juga yakin jika Anies bukan musuh dalam selimut bagi Gerindra dan PKS. Syarif tidak khawatir jika Anies suatu saat 'membelot' sebab dia sudah menyampaikan komitmen pribadinya di depan Prabowo dan elite lainnya.

"Oh dalam politik tidak boleh takut (apakah Anis akan membelot)," pungkas dia.

Namun, bagi peneliti senior LIPI, Siti Zuhro, kesepakatan Anies dan Koalisi Gerindra-PKS tetap dalam koridor kepentingan. Meski sudah menjadi kawan, ketiganya memperlihatkan hal umum dalam politik praktis yakni kerja sama demi kepentingan.

"Tampak jelas bahwa yang mengikat kerja sama adalah kepentingan. Tak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada kepentingan," kata Siti.

Comments

Popular posts from this blog

Nasib rumah para jenderal korban peristiwa 65

Perjuangan melawan kemiskinan di perbatasan TTU

Gereja Ayam, simbol kebangkitan pribumi