Cerita broker saham yang tidak kamu tahu


Hasil gambar untuk pialang saham indonesia

Penghasilan besar dalam tempo cepat bukan mustahil. Profesi pialang saham atau lazim disebut broker adalah salah satunya. Setiap bulan, seorang broker bisa  mengantongi puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Seorang broker bertugas membantu investor untuk melakukan eksekusi transaksi jual beli. Upah yang didapatnya adalah dari hasil transaksi. Semakin sering transaksi terjadi, semakin besar pula fulus yang diraup seorang broker.
Umumnya broker sejahtera secara finansial. Kata yang mungkin cukup tepat adalah berlimpah uang. Jumlah di atas rata-rata gaji karyawan umumnya ini tentu membuat seorang broker bergelimang harta.

Profesi broker saham mulai ramai pada pertengahan 2003 di Indonesia. Kala itu pangsa pasar investor ritel dikuasai oleh broker PT Sarijaya Permana Securities. Hampir semua investor dan trader ritel pada saat itu trading menggunakan system website.

Namun demikian, jumlah orang yang berkecimpung di dalamnya masih sangat minim. Jumlahnya sekitar 0,11 persen dari total penduduk Indonesia. Adapun angka 0,68 persen adalah total masyarakat Indonesia yang mengenal pasar saham, baik sebagai broker maupun investor.

"Jumlah itu baru mau mendekati satu persen ya. Tapi belum dikatakan banyak. Masih sangat sedikit," kata Ketua Umum Ikatan Pialang Efek Indonesia Saidu Solihin kepada penulis beberapa waktu lalu.

Seiring perkembangan, terutama menguatnya sistem online, profesi broker saham mulai digantikan dengan online trading. Namun kebutuhan akan seorang broker tetap ada, mengingat sebagian nasabah atau investor orang masih butuh konsultasi. Sebab cara kerja broker adalah memantau pergerakan pasar dan informasi setiap harinya.

"Broker tetap dibutuhkan. Dia memberikan informasi secara akurat dari penelitiannya sendiri maupun dari pergerakan pasar," jelas Saidu.

Kenali brokermu

Tahun 2013 untuk pertama kalinya dunia perfilman tanah air hadir dengan warna baru. Sang Pialang. Film yang bercerita tentang dunia pasar modal ini lahir dari ide Saidu Solihin dan rekan kuliahnya di Pascasarjana Universitas Trisakti, Asad Amar. Saidu berlaku sebagai produser, sedangkan Asad menjadi sutradara film. 

Karakter dalam film Sang Pialang tentu mengisahkan kehidupan high class para broker. Tinggal di apartemen mewah, mengendarai mobil Hummer H-3, naik helikopter Bell 07 dan sebagainya. Kehidupan sosial mereka pun identik dengan kemewahan. Berpakaian necis, bermain golf, makan di restoran mahal, memiliki kendaraan dan rumah mewah identik dengan kehidupan sang broker. 

Ide Saidu sebenarnya tidak untuk mau menonjolkan kehidupan mewah para broker. Dia ingin mensosialisasi tentang pasar modal lewat karya seni atau literasi. Menurut Saidu, mayoritas masyarakat Indonesia belum mengenal dunia pasar modal. Dan salah satu cara mengenalnya adalah dengan mengemasnya dalam bentuk film. 

"Tantangannya sih film ini tidak banyak yang nonton tapi tujuan kita adalah mau agar masyarakat kenal apa itu pasar modal," jelasnya. 

Karakter broker baik, Mahesa (diperankan Abimana Aryasatya) dan broker buruk, Kevin (diperankan Christian Sugiono) sedikit mengulas fakta di dunia pasar modal. Broker yang baik tidak mengejar keuntungan semata. Secara berkala dia memberikan informasi yang benar kepada nasabahnya. Sedangkan broker yang buruk, dengan tujuan mendapat komisi yang besar kerap melabrak aturan. Dia memaksakan kondisi kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi.

"Cara mengenal broker yang baik adalah dari track recordnya. Atau cek di OJK (Otoritas Jasa Keuangan," jelas Saidu.  

Profesi broker tentu tidak semanis atau seindah yang didengar. Bukan otomatis seseorang sukses setelah menjadi broker. Dia baru bisa mendapat komisi besar jika memaksimalkan semua pengetahuannya. Bagus tidaknya broker juiga terletak pada rekomendasi atau informasi yang diberikan. Jika sering tepat, maka tidak jarang nasabah mempercayakan pengelolaan dana padanya.

"Belajar terus menerus. Jangan karena sudah senior lalu berhenti membaca atau riset. Bisa kalah tuh dengan yang muda-muda," anjur ayah lima anak ini. 

Lalu bagaimana proses menjadi broker? Untuk menjadi broker, seseorang harus lulus ujian Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Setelahnya, bergabung dengan sebuah perusahaan sekuritas untuk training. Setelah proses training, OJK akan mengeluarkan lisensi, orang itu sudah atau belum sah menjadi broker saham.

Penulis berkesempatan mengunjungi sebuah perusahan sekuritas ternama di Indonesia beberapa waktu lalu. Ketika tiba, ruangan itu terlihat sepi. Pagi sudah mulai beranjak jauh. Pukul 12.32 WIB. Satu dua kali terdengar dering telepon. Ada yang berbicara lama, ada pula yang berbicara singkat. 

Di sudut kiri kantor dua orang tampak tenggelam dalam diskusi. Mata keduanya terarah ke layar komputer yang bergerak naik turun. Running trade atau pergerakan pasar saham, begitu istilahnya. 

Salah satu broker dengan ramah meladeni penulis. Handsmoe (31), begitu dia memperkenalkan diri Nama itu cukup populer di kalangan sesama broker. Di perusahan ini, dia sudah bekerja selama tiga tahun.

Sebagai perantara perusahan dan nasabah, Handsome mengawali hari dengan mencari informasi. Membuka layar televisi atau membolak-balik halaman koran. Jika ada informasi baru, diraihnya telepon genggam, segera menghubungi nasabah. Rutinitas itu dilakukan setiap hari kerja. Senin sampai Jumat. Sebelum pasar dibuka pukul 09.00 WIB hingga ditutup pukul 14.15 WIB. Atau setiap kali informasi terbaru dari risetnya sendiri. “Kita kumpul informasi untuk disampaikan ke nasabah,” kata Handsome.

Aktivitasnya cukup padat. Handsome tidak menarik diri dari pergaulan. Sesekali dia hang out bersama rekan-rekannya di kafe. Topiknya beragam. Dari masalah seputar pasar saham hingga urusan jodoh. Kebetulan Handsome masih bujang di usianya yang tergolong tak muda lagi. “Biasanya sih beragam, tergantung topiknya apa. Kadang soal cewek juga,” katanya polos. Dia pun tertawa setelahnya.

Penghasilan yang tinggi tidak juga membuat Handsome tergoda. Dengan halus dia menolak bujuk rayu sejawatnya untuk weekend ke klub malam. Handsome tercatat sebagai anggota majelis taqlim di tempat tinggalnya. “Pergaulan itu kan tergantung lingkungan yang kita masuk,” katanya. 

Lain Handsome lain pula broker lainnya, Ricky. Ricky sudah bergelut lama di pasar saham. Duapuluh tahun. Penghasilannya fantastis. Delapan ratus juta didapatnya dari komisi bulanan. 

Nasib baik rupanya menghampiri Ricky. Setelah bergelut sepuluh tahun di dunia perbankan, dia memilih masuk perusahan sekuritas. Sukses. Tidak lain dan tidak lebih, kerja di pasar saham merupakan suatu pekerjaan yang dinamis dan menantang dirinya. Di perusahaan sekuritas ini dia bisa bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang profesi. Menjadi broker saham adalah pekerjaan yang sangat dinikmatinya. “Enjoy aja, karena kerja adakah ibadah juga. Cari kerjaan kan susah,” tuturnya. 

Sebisa mungkin tidak terbawa arus. Menjaga integitas. Kata itu yang ditanam kuat di dalam benak Ricky. Uang berlimpah, relasi luas dan kenal ‘orang kuat’ di negeri ini tak melenturkan pendiriannya. Godaan datang silih berganti namun Ricky memilih menepi mencari suasana baru. 

“Saya berusaha hindari itu. Sebagai laki-laki kita cepat tergoda. Saya berusaha agar hal sepele itu tidak menjatuhkan kita yang sudah susah berusaha,” akunya.

Ricky mengaku sudah di puncak karier sekarang ini. Dia hampir menggunakan waktu secara teratur. Antara kelurga, relasi dan pekerjaan. Ada dalam porsinya masing-masing. “Hidup itu harus teratur. Untuk meningkat itu perlu ketabahan,” katanya. 


Tulisan ini sudah dimuat di merdeka.com dan digubah seperlunya

Comments

  1. Selamat Siang,
    saya sudah membaca blog anda, sangat mudah di pahami dan saya sangat tertarik untuk bekerja sama dengan anda, kami dari Forexmart menawarkan kerja sama affiliasi yang sangat menguntungkan untuk anda, jika anda berminat dan tertarik dengan penawaran ini bisa menghubungi email saya di hellokittykucing89@gmail.com dan saya akan memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai penawaran kerjasama ini.
    Terima Kasih dan salam sukses untuk anda

    ReplyDelete
  2. Terimaksih untuk pengetahuan nya tentang apa itu broker, sejujur nya saya orang awam tentang pekerjaan ini. Saya baru 3bulan ini menantang diri saya untuk gabung di salah satu perusahaan pialang dan belum 1 pun pecah telur/dapat nasabah. Dan disini saya masih mengelurkan banyak modal untuk sekedar biaya oprasional saya sebelum dapat komisi dari hasil transaksi calon nasabah. Disini saya mau bertanya.. saya suka tantangan dan saya suka hasil nya disini. Untuk itu hal atau sekrang ini yang saya harus lakukan gimana? Contohnya untuk mengembangkan rasa pede saya untuk bertemu orang besar(nasabah) ? Please respon 🙏

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gereja Immanuel Depok dan sejarah Kristen Batavia

Membela Jessica Kumala Wongso

Perjuangan melawan kemiskinan di perbatasan TTU