Satu jam menegangkan di rumah Megawati
Suasana itu terekam dalam foto yang beredar di kalangan wartawan pada Selasa (20/9) sore. Sejak pagi, berbagai kabar soal pencalonan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017 simpang siur, meski para elite PDIP dalam sepekan terakhir sudah mengisyaratkan jika duet Ahok-Djarot telah diputuskan.
Pertemuan Ahok dengan elite DPP PDIP itu berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat. Setelah satu jam lebih, Ahok dan Djarot ke luar dengan mobil masing-masing, padahal di dalam, rapat pleno masih berlangsung. Seolah menambah ketegangan drama, Ahok memasang wajah datar saat meninggalkan kediaman Megawati. Dia meluncur ke Balai Kota, bukan ke markas DPP PDIP di Jalan Diponegoro. Spekulasi pun merebak, Ahok tidak jadi diusung PDIP di Pilgub DKI.
Ahok dan Djarot seperti kompak menutup rapat hasil rapat pleno. Tidak ada yang menceritakan apakah keputusan itu jatuh pada Ahok atau Risma. "Keputusan ada di DPP," tukasnya.
Ketika ditanya apakah akan mengikuti konferensi pers di kantor DPP PDIP, mantan bupati Belitung Timur menjawab akan menunggu pengumuman dari kantornya di Balai Kota DKI. "Enggak, saya mau pulang. Saya tunggu pengumuman," ujarnya.
![https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2016/09/21/756486/670x335/drama-pdip-dan-ahok-di-teuku-umar.jpg](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2016/09/21/756486/670x335/drama-pdip-dan-ahok-di-teuku-umar.jpg)
Selang dua jam kemudian, seluruh teka-teki dan pertanyaan itu terjawab. Ahok yang mengenakan batik cokelat didampingi Djarot yang berkemeja partai warna merah, muncul di kantor DPP. Dengan mengumbar senyum, Ahok menyapa para kader PDIP yang ada di ruangan tersebut. PDIP pun akhirnya mengumumkan mencalonkan pasangan Ahok-Djarot.
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Gembong Warsono, salah satu petinggi PDIP yang getol menolak Ahok menyatakan siap mendukung keputusan partai. "Itu kan dinamika, Mas. Begitu ada keputusan, ya semua siap pada keputusan partai," ujarnya kepada penulis di Kantor DPP PDIP, Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat Selasa (20/9) malam. Gembong mengatakan ini usai pengumuman calon kepala daerah yang diusung partainya.
Soal ketegangan saat rapat, Wakil Ketua Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menilai, apa yang terlihat dalam foto tersebut tidak ada kaitannya dengan sikap Megawati. Dia menilai raut wajah mereka kala itu hanya karena alasan fisik semata.
"Enggak kok, biasa aja tuh, capek saja," kata Hendrawan Supratikono kepada penulis.
Sementara Sekretaris DPD PDIP DKI Prasetio Edi Marsudi menyatakan keputusan mengusung Ahok-Djarot sudah sesuai AD/ART partai. Dia menepis adanya kebimbangan Megawati untuk memilih Ahok atau Risma. "Enggak ada lah. Kan ada hitungannya, survei, kinerjanya. Di beberapa wilayah juga dilihat (dengan cara yang sama). Perlu ingat, Jokowi-Ahok didukung PDIP di 2012," ujar Prasetio yang juga Ketua DPRD DKI ini.
Jelang pengukuhan Ahok-Djarot di DPP, suasana sedikit tegang ketika sekelompok pendukung Risma meneriakkan 'Ahok pasti kalah, Risma untuk Jakarta'. Namun teriakan itu tidak bisa mengubah keputusan Megawati. Ahok dan Djarot resmi menjadi pasangan cagub dan cawagub yang diusung PDIP setelah membubuhi kontrak politik di depan elite partai.
(Tulisan ini sudah dimuat di merdeka.com)
Comments
Post a Comment