Isu Wanita Membendung Perlawanan Rizieq Shihab
Pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq diterpa isu tak sedap. Di tengah kasus yang tengah membelitnya, sang habib diisukan melakukan perselingkuhan dengan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana (SSC), Firza Husein.
Kabar dugaan perselingkuhan ini beredar luas di jejaring sosial. Sejumlah broadcast berisikan pesan-pesan mesra diduga milik Habib Rizieq dan Firza di WhatsApp menjadi konsumsi publik. Selain pesan-pesan mesra, beredar juga video mirip suara Firza yang seolah-olah membenarkan kabar tak sedap itu.
Tak berapa lama, kubu Habib Rizieq pun merespon cepat. Tim advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) membantah keras berita itu. Kapitra Ampera, salah seorang anggota tim advokasi GNPF menilai kabar persilingkuhan itu sengaja dilakukan oleh pihak tertentu untuk mencemarkan nama baik Habib Rizieq.
"Orang bisa dengar itu suara Habib Rizieq atau bukan. Itu kan, testimoni monolog diri. Ini kan enggak logis. Hikmahnya sangat kasar," ucap Kapitra saat dihubungi wartawan, Senin (30/1).
Menurut Kapita, Habib Rizieq tak lagi menggunakan telpon genggam sejak aksi damai 4 November 2016 lalu. Dia menduga, justru ada pihak yang sengaja mengkloning telpon genggam Habib Rizieq untuk tujuan pemfitnahan.
Kebenarannya diragukan
Pengamat politik Unpad, Idil Akbar mengatakan, benar tidaknya berita perselingkuhan itu harus dibuktikan secara empirik. Sebab, sebuah infomasi yang benar ke publik harus diuji kebenarannya agar tidak menyesatkan. Senada dengan GNPF, Idil mengaku meragukan informasi perselingkuhan Habib Rizieq dan Firza Husain itu.
"Perlu dibuktikan secara empirik, dan ahli menyatakan agak meruagukan keasliannya," kata Idil ketika dihubungi di Jakarta, Senin (30/1).
Idil menilai, kabar perselingkuhan ini bisa jadi skenario untuk menjatuhkan nama Habib Rizieq. Sebab FPI, menurut dia tidak mudah dijatuhkan saat ini karena mendapat dukungan sebagian besar warga muslim dalam beberapa kali aksi besa di Jakarta. Dan cara yang paling efektif untuk melumpuhkannya, kata Idil adalah dengan menyerang Habib Rizieq sebagai sumbu utama FPI.
"Ini bagian dari skenario untuk menjatuhkan dia (Habib Rizieq). Dan bagaimanapun, kalau nyerang FPI sepertinya tidak mempan, cara yang mudah adalah nyerang personalnya," jelas Idil.
Senada dengan Idil, pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan, isu perselingkuhan Habib Rizieq dan Firza Harun merupakan alat propoganda yang dilakukan pihak-pihak tertentu. Dengan keadaan masyarakat yang gampang menerima informasi begitu saja, isu perselingkuhan itu diyakini menjadi opini publik yang akhirnya memojokan Habib Rizieq.
"Hoax itu pengaruhi opini publik. Ini era yang sangat cair dimana informasi sangat pengaruhi publik dengan berita hox. Kalau tidak benar, saya takut ini jadi alat jatuhkan Habib Rizieq," kata Ubedilah.
Gara-gara wanita
Selain Habib Rizieq, sejumlah petinggi di negeri ini pernah diterpa isu tak sedap karena berhubungan dengan wanita yang bukan istri mereka. Sebut saja kasus yang menimpa dua mantan Ketua Pembrantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar dan Abraham Samad dan sejumlah pihak lainnya. Duo mantan lembaga anti rasuah ini pun menemui titik nadir di karir mereka karena wanita.
Kasus Antashari tahun 2009 misalnya, dinyatakan bersalah dan dipidana selama 18 bulan gara-gara cinta segitiganya dengan Rani Juliani-Nasrudin.
Sementara Abraham Samad mengalami nasib serupa dengan Antasari. Di luar kasus perkara hukum dugaan pemalsuan dokumen di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, di saat yang sama Samad dikabarkan menjalin hubungan dengan mantan Puteri Indonesia 2014, Elvira.
Isu kedekatan Abraham Samad dengan Elvira ramai diperbincangkan usai kemunculan foto mesra yang diduga mirip keduanya. Dalam foto tersebut tampak Samad mencium Elvira. Foto mesra Samad dan Elvira muncul beberapa saat usai KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka dugaan kepemilikan rekening gendut.
Kedekatan dengan perempuan sejatinya sah-sah saja. Asal dia legal secara hukum dan agama, diterima oleh masyarakat sebagai suatu pergaulan yang lazim. Tapi adakalanya kedekatan dengan wanita menjadi sumber petaka dan dijadikan alat politis untuk saling menjatuhkan.
Mengapa wanita? Dalam beberapa kasus, Ubedilah dalam kapasitasnya sebagai seseorang sosiolog menilai, kejatuhan orang terkemuka akan lebih cepat karena dua hal yakni, masalah moral dan korupsi. Masalah moral menurut dia erat kaitannya dengan kasus perselingkuhan atau dikait-kaitkan dengan wanita. Isu perselingkuhan bisa menumbuhkan sentimen negatif dan penilain yang sangat buruk, entah hal itu benar atau tidak.
"Ada dua isu yang penaruh pandangan publik, moral (perselingkuhan dan korupsi yang sangat mudah untuk mempengarui opini publik yang kemudian unttk menjatuhkan orang," pungkas Ubedilah.
Tulisan ini merupakan bahan dasar tulisan yang sudah dimuat di CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Comments
Post a Comment